Surat terbuka dari kader PKS

Pemilih yang budiman, 

Salam cinta dari Partai Keadilan Sejahtera! 

Lima belas tahun telah berlalu sejak pemilu pertama di era reformasi, 15 tahun pula Partai Keadilan (PK)/Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berpartisipasi di parlemen dan pemerintahan pusat maupun daerah. 

Kami sadar, tidak mudah menjalankan amanah yang diberikan rakyat dan memenuhi harapan besar yang digantungkan pada kami. Tapi ada satu hal yang selalu menjadi pegangan kami, yaitu memberikan yang terbaik bagi rakyat.  

Sikap terhadap Kenaikan BBM

Atas dasar memberikan yang terbaik bagi rakyat itu, PKS menolak kenaikan BBM di tahun 2011 walau berseberangan pendapat dengan mitra koalisi di pemerintahan. Sebagai solusi, kami lebih mendorong sektor migas dikelola dengan  lebih efisien dan upaya konversi dari BBM ke non-BBM dioptimalkan. Akan tetapi, untuk sikap berseberangan itu PKS mendapat hukuman dari mitra koalisi berupa pemberhentian seorang kader PKS dari jabatan Menristek di tahun 2011. Saat itu, kami juga dihukum oleh media massa dan banyak pengamat dengan tuduhan sebagai partai yang plin-plan dan bermain di dua kaki.

Insya Allah, kami tidak memperdulikan tuduhan tersebut karena keberpihakan kami bukan pada pengamat dan media massa, tapi pada rakyat yang kami khawatir akan menderita jika kebijakan kenaikan BBM tersebut disetujui! 

Sikap terhadap Pemberantasan Korupsi

Kami akui kondisi parlemen masih jauh dari yang diharapkan oleh rakyat Indonesia. Tapi insya Allah, kami selalu berusaha konsisten untuk memperbaikinya.  Sejarah pernah mencatat bahwa KPK pernah menyatakan pada hari senin 14 April 2008 dan dikutip luas oleh media massa sebagai berikut: 

‘….masih minim partai politik yang punya kepedulian melaporkan gratifikasi yang diterima para kadernya. Berdasarkan data KPK, PKS melaporkan Rp 1,9 miliar dan merupakan parpol yang terbilang paling sering melaporkan. Partai Golkar hanya melaporkan gratifikasi dengan total Rp 15,8 juta, Partai Demokrasi Kebangsaan melaporkan Rp 5 juta, dan Partai Kebangkitan Bangsa hanya Rp 1 juta. Partai besar lain yang belum pernah melaporkan gratifikasi ke KPK sejak tahun 2006 di antaranya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrat.’ (Kompas, 15 April 2008). 

Sejarah juga pernah mencatat dan dikutip oleh media, hasil penelitian Indonesian Corruption Watch (ICW) di penghujung tahun 2013 yang disampaikan salah satu penelitinya, Apung Widadi, dalam jumpa pers di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Jumat (28/12) bahwa dari sembilan partai yang ada hanya PKS dan Partai Hanura yang tak ada kadernya terjerat kasus kejahatan korupsi.  

Hidup ini adalah ujian dan tidak selamanya indah. Tidak lama setelah mendapat kado manis predikat bersih dari ICW, kami seperti disambar oleh petir yang sangat keras ketika KPK menangkap Presiden PKS dengan tuduhan korupsi, sesuatu yang jauh dari jati diri, sikap dan usaha kami selama ini. Saat itu hati kami menjerit, dada sesak dan sekujur badan sempat limbung dengan tuduhan dan hukuman yang diberikan.  

Kami menyerahkan semua ini pada Allah SWT sebagai yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Kami hanya bisa ber-khusnudzon pada-Nya  bahwa pasti ada hikmah di balik kejadian itu semua, dan kami memang mengambil banyak pelajaran dari kasus ini.

Kami bukanlah malaikat yang bebas dari nafsu dunia. Akan tetapi kami punya banyak kader, yang tidak terekspos oleh media, yang mengemban tugas sebagai anggota Dewan tapi hidupnya jauh dari berkecukupan karena hanya membawa sedikit penghasilannya ke rumah sedang sebagian besar lainnya disumbangkan ke partai atau ke masyarakat yang memerlukan. Kami punya almarhum Nurhuda di Kalimantan Timur yang hanya membawa pulang gaji beberapa ratus ribu saja, kami punya  Agus Martono di Bantul yang sudah 2 periode menjadi anggota DPRD tapi masih menggunakan sepeda motor untuk pergi kemana-mana, kami punya TB Syumanjaya anggota DPR yang pulang pergi kantor naik kereta listrik bersama masyarakat banyak.

Kami punya 700 ribu kader inti yang setiap bulan menginfakkan sebagian penghasilannya untuk disalurkan via PKS. 

Pelayanan kepada Masyarakat

Kami adalah kader yang dididik untuk  senantiasa melayani masyarakat. Untuk itulah kami dari pucuk pimpinan sampai bawah selalu turun membantu masyarakat yang mengalami musibah ataupun bencana (Link Video Youtube) . Itu tidak kami lakukan hanya ketika Pemilu, tapi sejak Partai Keadilan didirikan tahun 1998. Oleh karenanya, kami tidak peduli dengan komentar sinis berbagai pihak dengan kehadiran kami di berbagai lokasi bencana.

Adapun penggunaan atribut PKS adalah semata untuk kemudahan komando anggota kami. Kami memandang partai politik akan makin bermanfaat jika kader-kadernya turun langsung membantu masyarakat semaksimal mungkin, apalagi ketika mereka mengalami musibah. 

Kami memang punya dana terbatas untuk pasang iklan di televisi, koran dan papan reklame. Akan tetapi, insya Allah kami punya dana yang akan terus mengalir dari para kader dan simpatisan untuk membantu masyarakat yang menjadi korban bencana.  Saat bencana alam marak di tanah air akhir-akhir ini, Presiden PKS Anis Matta lebih memilih menginstruksikan kader-kader di daerah terdampak bencana untuk terus memberikan pelayanan kepada para korban.

Anis menekankan meskipun para kader sibuk mengurusi langkah-langkah pemenangan pemilu, namun pelayanan sosial kepada korban tak boleh terhenti “Melayani manusia itu jauh lebih penting daripada memenangkan pertarungan politik. Cita-cita kemanusiaan kita jauh lebih tinggi daripada cita-cita dan kepentingan politik kita,” tutur Anis Matta saat memberikan arahan di depan para ketua dan sekretaris DPW se-Indonesia di Hotel Kartika Candra, Senin (17/2/2014). 

Pengkaderan dan tokoh di PKS

Kami memang belum punya tokoh sebesar Bung Karno, tapi pengkaderan di partai kami membuat kami tidak pernah kekurangan orang yang punya kemampuan memimpin dan berjiwa besar. Presiden partai kami, M. Anis Matta, langsung meletakkan jabatan sebagai  Wakil Ketua DPR begitu diberi amanah sebagai Presiden PKS. Sikap itu adalah wujud sikap kader bahwa jabatan hanya diletakkan di tangan dan bukan di hati. Kami juga secara konsisten  mengajarkan kader-kader kami yang masuk pemerintahan untuk meletakkan jabatan yang dipegang di partai supaya fokus dalam mengemban amanat rakyat dan memberikan kemampuan terbaik mereka.

Alhamdulillah, tiga provinsi (Jawa Barat, Sumatera Barat dan Sumatera Utara) yang gubernurnya adalah kader kami, semakin berkembang dan banyak mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Demikian pula dalam kabinet, Menteri Pertanian, Suswono, berhasil mencapai target surplus beras dan meningkatnya nilai tukar petani; Menteri Sosial, Salim Assegaf Aljufri menggerakkan potensi relawan dalam menangani bencana; Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring mencapai target desa berdering dan akses internet di seluruh Nusantara. 

Pembinaan diri Berkelanjutan

Kami percaya, jika ingin berperan untuk perbaikan bangsa, partai politik juga perlu memastikan perbaikan pada setiap kadernya. Itu sebabnya setiap minggu kami melakukan pembinaan terhadap semua kader. Pembinaan yang mengarahkan pada peningkatan pemahaman keagamaan, kesadaran sosial, akhlak yang baik, serta akidah dan ibadah yang benar.

Kami menjadikan Islam sebagai inspirasi dalam bergerak dalam seluruh bidang kehidupan. Bagi kami, Pancasila adalah rumusan dasar negara yang  harmonis di tengah kemajemukan bangsa. Kami tidak menutup diri terhadap bergabungnya saudara-saudara setanah air yang tidak beragama Islam. Sebagaimana Nabi Muhammad melibatkan kaum non Muslim dalam urusan kemasyarakatan. Kami juga punya beberapa anggota legislatif yang non-Muslim di daerah Papua yang bersama mereka kami memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di Papua. 

Terkait dengan poligami, perlu kami sampaikan bahwa persentasenya sangatlah kecil di kalangan kader kami dan jumlahnyapun bisa dihitung dengan jari. Kami tidak akan menghapus hukum dibolehkannya poligami dalam Islam, karena itu adalah ketentuan yang jelas-jelas ada dalam Quran dan pasti ada alasan kuat kenapa Allah SWT membolehkannya.

Jika ada kader yang hendak poligami, kami bersikap ketat mengevaluasi kemampuan kader tersebut dalam berlaku adil dan harus ada dasar syar’i yang kuat untuk poligami. Kami juga mengevaluasi  rekam jejak kader tersebut dalam melaksanakan berbagai ibadah yang dituntunkan Nabi Muhammad SAW: jumlah hafalan qur’an dan hadits, konsistensi baca tilawah 1 juz per hari, puasa sunat, shalat shubuh berjamaah di masjid dan shalat malam yang dilakukan.

Disamping itu, kami akan makin mengintensifkan kajian dan workshop mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah yang telah kami galakkan sejak beberapa tahun terakhir ini. Dalam hal ini bahkan ketua Majelis Syuro kami, dalam musyawarah tertinggi partai, senantiasa mengingatkan selalu kader putra akan jasa seorang istri (http://m.pksjateng.or.id/index.php/read/news/detail/1475/Oleh-oleh-Kecil-dari-Musyawarah-Majelis-Syura-XI). Dalam sejarah perkembangan PKS, kader putri adalah tulang punggung tegak dan kuatnya PKS dan kami tidak akan pernah mengecewakan kaum perempuan.  

Penutup

Demikian surat ini kami ini pada para calon pemilih dalam pemilu nanti. Mohon untuk tidak golput dan pertimbangkanlah secara matang partai mana yang akan dicoblos. Insya Allah, kami adalah partai yang konsisten menghadirkan perbaikan bagi bangsa ini dan calon yang kami ajukan adalah kader kami yang siap memberikan yang terbaik untuk kesejahteraan dan kemajuan rakyat Indonesia.

Insya Allah, mereka maju tanpa beban membayar hutang keuangan kampanye karena mereka dibantu secara keuangan dan tenaga oleh kader-kader lain dan simpatisan. Kader yang terpilih hanya punya utang memberikan yang terbaik bagi masyarakat banyak. Secara organisatoris, kader terpilih diawasi secara ketat oleh PKS dalam menjalankan amanah yang diemban. Begitulah kami! Selamat memilih! 

Salam Cinta dari kami,

Kader PKS

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*