Mengajarkan membaca Alquran ke anak sebenarnya tidak sesulit yang diperkirakan banyak keluarga Muslim. Kuncinya antara lain adalah menciptakan lingkungan yang kondusif dan menerapkan metode yang menyenangkan bagi anak.
Demikian benang merah yang mengemuka dalam acara dialog interaktif bersama Sarmini Umu Saudah bertema Agar Anak Cinta Alquran yang digelar Bidang Perempuan Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera Inggris (PIP PKS Inggris), pada Jumat malam (14/03).
Dialog interaktif ini diselenggarakan secara online dan disiarkan oleh Radio PKS Inggris dan Radio Suara Hikmah London untuk menjangkau peserta yang mengikuti dialog dari berbagai negara.
Sarmini, penulis buku Balitaku Khatam Alquran, menjelaskan orang tua sebaiknya memperkenalkan Alquran sedini mungkin, ketika anak dinilai mampu untuk mengucapkan lafal-lafal Alquran.
“Jangan terlalu khawatir dengan tajwid. Ini selalu bisa dibetulkan atau disempurnakan sambil jalan,” kata Sarmini. “Intinya di sini adalah mengenalkan Alquran sejak dini. Jangan sampai terlambat mengenalkan Alquran,” katanya.
Ia memaparkan bahwa memang tidak mudah mengajarkan membaca Alquran ke anak. Seperti kata pepatah mengajarkan kepada anak tak ubahnya mengukir pada batu. “Perlu upaya serius dan tak kenal lelah, tapi hasilnya insya Allah akan terasa sepanjang masa,” kata Sarmini.
Lulusan perguruan tinggi di Sudan ini juga mengatakan perlunya mencari suasana yang enak, memahami karakter anak, dan selalu memberikan penghargaan ketika anak menunjukkan kemajuan.
“Reward atau penghargaan ini sangat penting. Pengalaman menunjukkan bahwa ternyata ketika anak belajar membaca Alquran, mereka juga menunggu reward dalam bentuk pujian yang disampaikan orang tua,” katanya.
Sarmini mengatakan kunci atau kiat lain adalah mendahulukan surah-surah yang disukai anak, menyedikan stimulan terutama untuk lafal-lafal yang sulit, dan menghargai seluruh proses belajar ini.
“Dan tentunya yang tidak kalah penting adalah doa yang tulus dari orang tua,” kata Sarmini.
Leave a Reply