Liqo pertama saya di Inggris

Pengalaman pertama biasanya sangat berkesan. Demikian juga dengan liqo pertama Rika Reviza Rachmawati. Pengalamannya boleh dikatakan sedikit berbeda dan istimewa, karena bagi Rika ini adalah liqo pertama yang ia hadiri di Inggris.

Sebenarnya liqo bukan dunia asing baginya karena ia sudah aktif di kegiatan ini ketika di Indonesia. Tapi bagaimana dengan liqo di Inggris?  Kita simak saja penuturan Rika secara langsung, yang ia tulis melalui blognya.

***

Subhanallah, hari ini 28 Desember 2012, beberapa hari menuju tahun baru Masehi 2013 akhirnya aku akan kembali memulai sebuah aktivitas pekanan yang dulu biasa aku lakukan setiap minggu sewaktu menjadi mahasiswa bahkan setelah aku lulus menjadi seorang guru di sekolah alam Bandung, aku masih rajin melakukan aktivitas pekananku, aktivitas melingkar dengan seorang yang biasa disebut murabhi atau pendidik dan teman-teman akhwat lain yang insya Allah shalehah.

Aktivitas itu adalah Liqo atau pengajian pekanan yang dimulai dengan Shalawat Rasulullah SAW, Basmallah, tilawah, materi, hadist arbain, murajaah, evaluasi amanah, sharing ilmu, diskusi dan sebagainya. Sesuatu yang sangat seru dan menyenangkan dan semakin bertambah-tambah menyenangkan ketika aktivitas itu dilakukan di sebuah negeri dengan jumlah muslim minoritas.

Panjang sekali kisahnya sampai akhirnya aku bisa bertemu dengan murabhi dan kelompok liqo baruku ini. Awalnya aku akan digabung dengan kelompok liqo sesama mahasiswa tapi kaena satu dan lain hal akhirnya membuat mba mita koordinator liqo mahasiswa Indonesia di London memutuskan menggabung liqoku dengan umahat. Heheh gpp kali yah sekalian belajar ilmu rumah tangga klo aq liqo bareng umahat. Akhirnya aku menghubungi murabhi baruku dan diputuskan liqo untuk hari esok mabit di Gravesand di rumah mba cici.  Rumahnya lumayan deket dari rent houseku  yang terletak di daerah Chatham-Gravesend hanya naik bus sekitar 20 menit, tapi karena aku belum pernah ke rumah Mba Cici sebelumnya jadi seperti biasa aku harus google maps dulu.. Hmm Interesting…

Besok paginya aku berangkat dari rumah sekitar jam 10 am. Berjalan kaki sekitar 15 menit dari rent houseku ke compass centre (halte bus yang terletak di depan kampusku di university of Greenwich), cukup jauh sebenernya dari rumahku tapi gpp anggep aja exercises. Setelah sampai compass centre aku menunggu sekitar 10 menit akhirnya bus datang 141, bus berwarna hijau muda ini akan membawaku ke Chatham waterfront (bus station), kalau ingin mendapatkan  student prices saat naik bus  kita harus menunjukan student ID, nanti kita akan mendapatkan discount dari harga normal 1.30 poundsterling menjadi 0.90 pence (kurang dari satu poundsterling). Ada banyak hal sebenernya yang bikin aku jatuh cinta dengan Inggris di sini student itu sangat dihargai, misalnya seperti oyster for student kalau kita punya kartu ini kita bisa keliling London naik Tube (underground train), overground, trains, bus, etc., kita akan mendapatkan discount 30%. Lumayan kan secara mahasiswa sukanya yang murmer (murah meriah)..hehe…

Balik lagi ke serunya perjalananku untuk liqo sampai di Chatham waterfront aku menunggu bus 136 yang akan membawaku ke Gravesend. Sambil menunggu bus aku mulai merapatkan jaket dan mengenakan glovesku, maklum kalau lagi winter ditambah gerimis, menunggu bus walau hanya 5 menit serasa lama sekali, angin dingin yang sesekali berhembus membuatku little bit freezing..hehe

Finally busnya datang, di sini kalau mau naik bus harus bayar dulu ke supirnya setelah itu akan diberi ticket baru kemudian kita bisa duduk. Hmm ternyata one journey ke Gravesend cukup mahal sekitar 4.5 pound tapi gpp yang penting bisa liqo lagi. Di sepanjang jalan aku melihat pemandangan yang masih hijau tanah luas terhampar di kanan kiri, tata kota yang teratur, perjalanan yang tanpa macet walaupun di tengah kota membuatku merasa nyaman sepanjang perjalanan. 20 menit kemudian sampailah aku di Gravesend, dengan berbekal direction yang kudapat dari Google maps membuat perjalananku untuk menemukan rumah Mba Cici terasa cukup mudah. Di sini postal code menjadi sesuatu yang amat penting untuk menemukan alamat. Hanya dengan mengetahui postal code kita akan mengetahui dengan tepat dimana letak suatu rumah. heheh unik yah…

17 Medhurst Garden, Gravesend. DA12 4HG, alamat rumahnya mba Cici. Sampai di rumah mba Cici aku berkenalan dengan umahat lain ada mba Nina yang jauh-jauh dateng dari london (london- Garvesend sekitar 1 1/2 jam) padahal beliau mempunyai anak bayi yang baru berumur satu bulan,   sebenarnya beliau memiliki 4 orang anak, tapi sekarang yang dibawa anak ke 3 dan baby saja. Selain itu ada mba Lili seorang assistance teacher at primary school, beliau sudah memiliki 2 orang anak yang umurnya sudah 16 tahun, kebayangkan jauh banget beda umur beliau denganku, teman liqo  yang lain adalah  mba Didi  beliau agak telat datangnya karena harus membawa anaknya ke dentist, aku kagum sama mba Didi beliau itu lulusan spesialisObgin kedokteran UI, beliau sangat cerdas dan kritis, baik pula subhanallah sekali bisa bertemu beliau. Berikutnya ada dita umurnya sebaya denganku 24 tahun lulusan FKM UI, September 2012 kemarin beliau baru saja menyelesaikan masternya sekarang beliau sedang megandung 38 bulan sebentar lagi beliau akan melahirkan, dan yang bikin aku amazed, insya Allah setelah beliau melahirkan, Dita akan kembali lagi ke inggris untuk ambil PhD di Oxford. Subhanallah yah padahal umurnya sebaya denganku tapi yang membuatku malu banyak hal yang sudah terlebih dahaulu Dita capai dibanding denganku.

Umahat lain yang luar biasa di kelompok liqoku ini adalah mba Nadia, yang bikin luar biasa adalah beliau jauh-jauh dari Edinburgh, Scotland ke Gravesend (sekitar perjalanan Jakarta-Jogja) hanya untuk liqo hari ini. Kebayang kan betapa luar biasa perjuangan beliau mulai dari waktu, uang dan tenaga. Next, Mba vira, umahat cantik lulusan teknik elektro ITB ini rencanya bulan Januari nanti akan kembali pulang ke Indonesia karena orangtuanya sudah tua sehingga harus merawat orang tuanya. Beliau memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu, yang paling kecil adalah adam yang baru berumur 2 tahun. Hal yang paling seru  kalau kita bertemu anak-anak orang Indonesia yang tinggal disini adalah kita harus tetap menggunakan bahasa Inggris ketika berkomunikasi dnegan mereka. Mungkin karena terbiasa di sekolah menggunakan bahasa Inggris jadi rata-rata anak-aak ini tidak ada yang bisa bahasa Indonesia. Seru deh kadang suka minder anak-anak ini masih kecil tapi sudah pandai nian berbahasa Inggris, hehe tapi kayanya mereka kalah sama aku kalau bicara bahasa Indonesia. heheh dasar anak muda…

Akhwat lainnya yaitu mba fitrah beliau sudah memiliki dua orang anak yang semuanya dibawa kesini karena beliau sedang mengejar master pendidikan. Subhanallah beliau padahal anaknya sudah besar 13 dan 10 tahun tapi beliau masih tetep semangat untuk menuntut ilmu. Yang terakhir yaitu mba Cici sang pemilik rumah,  suaminya berasa dari Al-jazair daerah di benua Africa, saat ini beliau sedang diberi ujian luar biasa oleh Allah SWT, 5 tahun lalu beliau terkena breast cancer (kanker payudara) setelah dioperasi ternyata saat ini dokter memvonis beliau terkena kanker limpa dan sudah menyebar ke pankreas dan tulang belakang. Subhanallah tegar banget mba Cici itu. Mba cici harus bolak-balik menjalani kemoterapi untuk treatment. Luar biasanya beliau tetap tegar padahal beliau memiliki 3 orang anak yang masih kecil-kecil, Abdullah, Maryam dan Khadijah. Allhamdulillah di sini pengobatan gratis. Bayangkan sekali kemoterapi membutuhkan biaya kalau dihitung dalam jumlah rupiah sekitar 30 juta sedangkan mba Cici membutuhkan minimal 6 x kemoterapi,,hmm sekitar 180 juta untuk kemoterapi belum termasuk dokter dan obatnya. Aku kagum sekali dengan Inggris bisa memberikan pengobatan gratis untuk seluruh warganya bahkan Internationl student sepertiku juga mendapat kesempatan pengobatan gratis asal memiliki NHS (National health services). Kebayangkan betapa banyak biaya yang dibutuhkan kalau beliau di Indonesia, sampai sering terdengar anekdot di Indonesia orang miskin gak boleh sakit.

Kembali ke Liqo selain teman-temanku adalah seorang umahat yang luar biasa murabhiku juga seorang yang luar biasa. beliau adalah seorang umahat dosen sebuah universitas negeri dan saat ini sedang mengambil PhD di sebuah universitas di Inggris. Terbayang serunya liqo dan diskusi kami. Subhanallah dalam satu hari aku mendapatkan ribuan pelajaran sekaligus. Aku banyak belajar dari para umahat ini, walaupun aku sempat minder dengan mereka yang luar biasa cerdas tapi tidak apa-apa, aku akan menjadikan ini sebagai cambuk untuk lebih semangat lagi dalam belajar dan lebih bersyukur atas apapun nikmat yang kuterima terutama nikmat sehat yang sering kali sering terlupakan karena aku telah belajar dari mba Cici, sehat itu bukan segalanya tapi segalanya berawal dari sehat…Subhanallah…

Aku merasakan hal yang sangat berbeda di liqo ini dibanding dengan liqoku saat di Indonesia ukhuwahnya lebih terasa, pelukan dan ucapan perpisahan antara Muslim yang satu dengan yang lain terasa begitu erat. Aku sangat bersyukur bisa bertemu saudara-saudaraku sesama muslim yang sangat luar biasa. Thanks Allah, Allhamdulillah indahnya ukhuwah di Inggris…

Blog Rika bisa dibaca di: http://rikareviza.blogspot.co.uk

1 Comment

  1. Subahanallah salut buat mba rika masih tetap istiqomah walaupun sudah lama tidak liqo semenjak selesai di bangku kuliah, saya amati mba rika punya kecerdasan menulis,coba bikin cerpen2 islami mba yang sekarang mulai jarang di indonesia. atau cerita pengalaman mba rika saat pertama kaliliko di inggris bisa di jadikan cerita di indonesia biar memberi senagat para akhwat. ok itu dulu yah saya mau berangkat kerja

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*