Gubernur Irwan Prayitno dan beberapa Bupati dan Walikota di Sumatera Barat pada hari Selasa, siang, jam 11.00 Wib (7/6) di Istana Negara Jakarta, menerima penghargaan lingkungan dari Presiden Republik Indonesia dalam acara Peringatan Hari Lingkungan Se Dunia. Hadir dalam kesempatan tersebut Ibu Ani Bambang Yudho Yuno dan para Menteri-Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Duta Besar dan beberapa undangan.
Tahun ini, Indonesia mengambil tema “Hutan Penyangga Kehidupan” yang mempunyai makna bahwa hutan memliki esensi sebagai penyangga keseimbangan lingkungan hidupnya. Dalam acara itu, Presiden juga menyerahkan penghargaan Kalpataru dan Adipura.
Tema tersebut menekankan pentingnya hutan yang berfungsi memberikan layanan bagi kehidupan. Hutan memiliki nilai keberlanjutan dan menegaskan keterkaitan antara kualitas kehidupan manusia dan kelestarian ekosistem hutan.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2011 sesuai dengan Tahun Hutan Internasional 2011 yang dideklarasikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kesesuaian tema ini merupakan pengakuan bahwa hutan memberikan
kontribusi penting bagi pembangunan berkelanjutan, pemberantasan kemiskinan, dan pencapaian tujuan MDGs (Millennium Development Goals).
Dalam laporannya, Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta menjelaskan perlunya antisipasi ancaman kelestarian hutan secara optimal, dimana aktivitas pembangunan harus berwawasan lingkungan dan
mengacu pada daya dukung, tampung, dan pencadangan. “Upaya pencegahan dan rehabilitasi hutan masih terus ditingkatkan dan melibatkan semua komponen bangsa. Konversi lahan harus melihat aspek tata ruang melalui
kajian lingkungan hidup strategis,” ujar Gusti.
Sementara itu, Presiden SBY dalam sambutannya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk sungguh-sungguh bertanggung jawab dan terus berupaya untuk melestarikan lingkungan. “Yang tulus, yang bertanggung jawab,
bukan karena tekanan dari siapapun, tapi untuk kepentingan kita sendiri,” Presiden menegaskan.
Secara khusus, tepat pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011, Presiden menggaris bawahi pentingnya untuk menindaklanjuti dan menyukseskan Protokol Nagoya agar pengaturan sumber flora, fauna, dan genetika menjadi adil. Presiden juga menegaskan komitmennya untuk menyukseskan kesepakatan Indonesia dan Uni Eropa sehingga penadahan hasil illegal logging bisa ditekan. Diperlukan kerja sama dan kemitraan dengan negara lain untuk mengatasi perubahan iklim ini.
Kepala Bapedalda, melalui Kabid Peningkatan Kapasitas Informasi lingkungan Bapedalda Prov. Sumbar, Ir. Siti Aisyah, MSi, juga menyampaikan, momen Hari Lingkungan Hidup Se Dunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni, biasanya diisi dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup. Salah satu bentuknya adalah melalui pemberian penghargaan lingkungan hidup bagi Pemerintah Provinsi, Kabupaten/kota dan masyarakat yang menunjukkan komitmen dan kiprahnya di Bidang Lingkungan Hidup.
Terdapat 5 perhargaan lingkungan yang diterima Sumatera Barat dari Presiden Susulo Bambang Yudhoyono pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Nasional yang diselenggarakan di Istana Negara tanggal 7 Juni 2011
pukul 11.00 WIB. Penghargaan tersebut adalah Status Lingkungan Hidup (SLHD) Prov Terbaik No. 1 yang diterima oleh Bpk. Gubernur Irwan Prayitno SLHD Kabupaten/kota Terbaik No. 1 diterima oleh Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abit SLHD Kabupaten/Kota Terbaik No.2 diterima oleh Walikota Padang Fauzi Bahar KALPATURU kategori Perintis yang diterima oleh Maramis Asid dari Pasaman Barat ADIPURA yang diterima oleh Walikota Solok oleh Irzal Ilyas
Pada kesempatan tersebut Presiden mengapresiasi bagi Gubernur dan Bupati/Walikota yang mempunyai komitmen untuk mewujudkan lingkungan yang baik. Hal ini harus perlu terus dipertahankan. Dalam kaitannya dengan tema lingkungan Hidup “ FORET NUTURE AT YOUR SERVICE (Hutan penyangga kehidupan), presiden menyampaikan perlu adanya 6 kebijakan yang harus ditindak lanjuti oleh daerah yaitu :
- Menjaga Hutan Primer
- Mencegah Illegal Logging
- Mencegah Kerusakan Dan Menata Lahan Gambut
- Penghutanan Kembali
- Menanggulangi Kebakaran Hutan
- Melakukan Gerakan Nasional Penanaman Pohon.
Disamping itu perlu kebijakan khusus berupa :
- Peningkatan kerjasama dengan negara sahabat melalui program REDD ( Reduced Emissions From Deforestation and Degradation )
- Penundaan Izin Baru Tata Kelola Lahan Gambut/Hutan Primer.
Presiden juga menyadari kerusakan yang terjadi beberapa tahun yang lalu bukan hal yang mudah untuk memperbaiki, tetapi bukan juga tidak ada solusinya. Beberapa solusi yang bisa kita tempuh yaitu :
- Pertama manusia harus bekerja keras dalam menyelamatkan lingkungan hidup dan mengubah gaya hidup agar lebih hemat dan lebih efisien.
- Negara dan Pemerintah harus mempunyai kebijakan lingkungan yang baik.
- Serius dalam menangani lingkungan dengan memberikan reward dan punishment.
- Perlu teknologi dan inovasi.
- Perlu kerjasama dan kemitraan yang efektif antar negara.
Presiden juga menyinggung tentang Protokol Kyoto yang secara internasional perlu kita taati. Disisi lain masih beberapa negara yang menampung hasil kayu ilegal logging menjadi penghambat bagi terlaksananya pelestarian lingkungan. Namun pada intinya Presiden mengharapkan kita tidak boleh mundur dan lemah dalam melaksanakan
pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup di Indonesia.
sumber: http://www.pk-sejahtera.org/
Leave a Reply