Amanat Ketua Majelis Syura PKS Dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI Selasa, 17 Agustus 2021

Amanat Ketua Majelis Syura PKS

Dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI

Selasa, 17 Agustus 2021

Assalamu’alaikum wa rahmatullohi wa barakatuh.

Ba’da tahmid dan shalawat.

Saudara-Saudara Sebangsa dan Se-Tanah Air,

Hari ini kita memperingati 76 tahun kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan ini adalah berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa. Namun kita juga memahami bahwa Allah Ta’ala tidak akan menurunkan berkah itu tanpa perjuangan para Pahlawan Bangsa.

Untuk itu, mengawali pidato ini, mari kita sejenak mengheningkan cipta dan kita kirimkan Surat al Fatihah kepada para Pejuang Bangsa, perintis kemerdekaan, yang telah gugur mendahului kita. Semoga Allah SWT menjadikan mereka syuhada dan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Amiin yaa Rabbal alamiin. ‘Ala hadzihi niyah wa kullu niyatin sholihah, Al-Fatihah.

Selanjutnya, kepada para Veteran Kemerdekaan yang masih hidup di tengah-tengah kita, kepada mereka kita berikan penghormatan tertinggi dan kirimkan doa terbaik di Hari Kemerdekaan ini. Indonesia tidak akan pernah ada seperti sekarang tanpa perjuangan mereka. Terima kasih kita ucapkan kepada para pejuang bangsa. Bagi mereka kemuliaan di dunia dan di akhirat, in sya Allah.

Saudara-Saudara Sebangsa dan Se-Tanah Air,

Kita memang telah merdeka dalam arti tidak ada lagi bangsa asing yang menduduki Tanah Air kita secara paksa, tidak ada lagi popor senjata yang menyiksa rakyat jelata, dan tidak ada lagi kerja paksa yang menistakan bangsa kita. Namun apakah itu berarti kita sudah benar-benar merdeka, kemudian kita berhenti berjuang?

Proklamator Kemerdekaan kita, Bung Karno, pernah berujar: “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”

Apa makna di balik ujaran Bung Karno tersebut? Bung Karno ingin mengatakan bahwa kemerdekaan bukan akhir, tapi awal dari perjuangan dalam dimensi yang lain yaitu pembangunan dan pemerataan kesejahteraan.

Di sana akan muncul berbagai permasalahan mulai dari masalah sosial, masalah ekonomi, masalah politik, masalah pertahanan dan keamanan, dan berbagai masalah lainnya. Seluruh permasalahan tersebut akan menguji persatuan dan kesatuan bangsa kita sendiri.

Saudara-Saudara Sebangsa dan Se-Tanah Air,

Tujuan kemerdekaan Indonesia termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu: “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

Jika kita lihat realitas bangsa kita hari ini, tentu ada banyak capaian dan kemajuan yang patut kita syukuri, namun kita juga tidak bisa menutup mata bahwa masih banyak masalah yang kita hadapi dan harus kita perbaiki. Masih banyak kondisi yang harus kita perjuangkan.

– Kita masih terus berjuang melawan pandemi Covid-19. Perjuangan kita masih panjang karena kasus harian dan tingkat kematian masih cukup tinggi. Sistem kesehatan hampir-hampir tidak sanggup menangani.

– Kita masih terus berjuang melawan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Berjuang meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing di kancah dunia.

– Kita juga masih harus berjuang melawan ketidakadilan di berbagai bidang: sosial, ekonomi, politik, dan hukum. Korupsi dan diskriminasi hukum masih mencekam.

– Kita masih harus berjuang mewujudkan pemerataan pembangunan, ekonomi kerakyatan, akses pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik lainnya.

– Kita juga masih harus berjuang mewujudkan demokrasi yang bermartabat dan kebebasan yang bertanggung jawab, sehingga terwujud tata kelola negara yang semakin baik dan bersih (good governance and clean government).

– Kita masih terus berjuang mewujudkan kemandirian ekonomi, kedaulatan pangan, energi, dan produk dalam negeri. Berjuang mewujudkan kedaulatan petani, nelayan, dan tenaga kerja kita sendiri. Berjuang untuk lepas dari jeratan ketergantungan utang luar negeri yang kian hari kian bertambah.

Status negara kita dalam ranking pembangunan dunia bertahan begitu lama sebagai negara berkembang (developing country), bahkan baru-baru ini turun menjadi negara dengan pendapatan menengah ke bawah (lower middle income country). Indeks demokrasi kita tercatat mengkhawatirkan. Indeks daya saing SDM dan peringkat pendidikan kalah tertinggal di bandingkan negara-negara kawasan. Sebaliknya, indeks persepsi korupsi kita sangat mencemaskan dan tingkat ketergantungan terhadap utang luar negeri juga tinggi.

Sebagai sebuah bangsa, Indonesia hari ini sedang dihadapkan pada suasana yang mengarah krisis keteladanan. Para pemimpin yang seharusnya bisa dijadikan teladan, justru malah sibuk mengurus diri dan kelompok, serta membuat berbagai tindakan kontroversial dan kontraproduktif. Tentu jika terus terjadi, kondisi ini sangat tidak kondusif untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia.

Disamping masalah inkonsistensi kebijakan, kita juga menyaksikan gejala diskriminasi hukum, perlakuan istimewa kepada para koruptor dengan memberikan keringanan hukuman, dan penyimpangan dalam pengelolaan sumberdaya alam.

Saudara-Saudara Sebangsa dan Se-Tanah Air,

Menjadi jelas bagi kita bahwa kemerdekaan bukanlah satu kondisi tidak ada lagi perjuangan. Kemerdekaan adalah estafeta perjuangan dari generasi ke generasi. Prosesnya berkelanjutan bahkan never ending process guna mewujudkan kesejahteraan rakyat, bangsa dan negara.

Melihat kondisi bangsa kita dengan begitu banyak problematika yang harus diperjuangkan, diperlukan keberanian untuk melakukan transformasi pembangunan di berbagai bidang.

– Kita perlu mentransformasi kebijakan ekonomi, mengatasi masalah struktural yang membuat ekonomi kita timpang terhadap rakyat kecil khususnya para petani, nelayan, buruh, pedagang pasar, kaki lima, dan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah lainnya.

– Kita perlu mentransformasi sistem politik, hukum, dan ketatanegaraan yang menjunjung tinggi etika, kejujuran, tanggung jawab, kepantasan, keadilan, martabat, dan kualitas pelayanan, serta menghadirkan demokrasi yang subtantif dan kebebasan yang bertanggung jawab.

– Kita perlu mentransformasi nilai budaya Pancasila menjadi gerakan kolektif sehingga Pancasila benar-benar lahir sebagai identitas dan karakter bangsa, membentuk budaya citizenship (kewargaan). Menjadi pedoman kebijakan negara, etika publik, dan moralitas politik.

– Di atas itu semua kita perlu mengokohkan komitmen kebangsaan kita untuk menghadirkan persatuan dan kesatuan, mewujudkan solidaritas sosial nasional, mengokohkan ketahanan nasional, serta membudayakan tradisi musyawarah, kebersamaan, dan gotong royong.

Kita tidak perlu saling menyalahkan, yang kita perlukan adalah saling menguatkan. Indonesia ini milik kita bersama dan harus kita jaga bersama-sama, tanpa perlu merasa paling Pancasilais dan paling NKRI.

Saudara-Saudara Sebangsa dan Se-Tanah Air,

Terakhir saya ingin mengajak kita semua untuk tampil menjadi pejuang masa kini. Problematika dan tantangan kita besar, tapi peluang kita juga tak kalah besar. Pastikan kita menjadi bagian dari penerus estafeta perjuangan bangsa.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang ekonomi kerakyatan.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang pendidikan.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang kesehatan.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang politik yang menghadirkan kemaslahatan bagi rakyat, tampil menjadi negarawan dan bukan oportunis.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang antikorupsi yang tetap menjaga integritas dan tidak tergoda jabatan atau kekayaan, tidak pula takut dengan tekanan fisik dan psikologis.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang yang menjaga etika dan moralitas bangsa.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang kemanusiaan.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang keadilan dan hak asasi manusia yang saat ini telah dilecehkan dengan cara yang paling menyakitkan.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang demokrasi dan kebebasan yang bertanggung jawab.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang yang menghimpun potensi dan talenta terbaik anak bangsa yang berserakan.

– Bangsa ini butuh pejuang-pejuang bagi kaum mustad’afin, orang-orang lemah yang tertindas dan terpinggirkan.

– dan masih banyak lagi peran perjuangan lainnya untuk mengokohkan NKRI yang kita cintai bersama.

Pastikan diri kita menjadi bagian dari pejuang-pejuang bangsa masa kini. Untuk itulah dalam momentum HUT RI ke 76 tahun ini, keluarga besar PKS menginisiasi Gerakan Nasional 1,7 juta Paket Sembako bagi warga terdampak Covid-19 dan Peluncuran Tim Respon Cepat Covid-19. Kita ingin PKS terus memperkuat kehadiran dan kerja nyata di tengah masyarakat. Sejak awal merebaknya Covid-19 hingga saat ini, PKS telah mendistribusikan sedikitnya 741.410 paket bantuan sembako dan dana bantuan Covid senilai Rp 68,9 miliar. Dana tersebut berasal dari potongan gaji anggota dewan dan pejabat publik PKS, serta sumbangan Anggota dan Simpatisan. Disamping itu, jaringan PKS di seluruh Indonesia juga mengerahkan bantuan untuk korban bencana alam di NTT, NTB, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat.

Selain memperkuat solidaritas sosial, PKS juga fokus melakukan advokasi kebijakan publik, namun seruan PKS, ahli kebijakan publik dan pakar kesehatan belum mendapatkan sambutan yang baik. Pemerintah memilih fokus kepada pemulihan ekonomi nasional dengan mengeluarkan Perppu Nomor 1 tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penangan Pandemi dan memaksakan pengesahan UU Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020. Bagi PKS, Perppu dan UU Cipta Kerja ini bukanlah solusi dalam mengatasi pandemi. Perppu dan UU Cipta Kerja ini hanya menguntungkan bagi kepentingan investor dan pengusaha besar yang banyak mendapatkan berbagai insentif fiskal dari pemerintah. Oleh karena itu, atas nama keadilan, kemanusiaan dan keselamatan jiwa rakyat Indonesia,  PKS bersama elemen masyarakat sipil menolak disahkannya Perpu Nomor 1 tahun 2020 dan UU Cipta Kerja.

Bangsa ini butuh komitmen, kepedulian, dan pengorbanan kita semua agar merdeka lahir dan batin, menjadi negara yang maju, adil, dan sejahtera. Baldatun thoyyibatun wa Rabbun ghafur. Dirgahayu Republik Indonesia ke-76.

Merdeka!!! Allahu Akbar!!!

Wassalamu’alaikum wa rrhmatullahi wa barakatuh.

Jakarta, 17 Agustus 2021

Ketua Majelis Syura PKS,

Dr. Salim Segaf al-Jufri, MA

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*